kesehatan

SEO Tools by MessageForce

Minggu, 13 November 2011

Add caption

Rafting / arung jeram
Istilah arung jeram berasal dari kata Whitewater rafting atau rafting yang dalam terjemahan bebas bahasa inggrisnya berarti mengarungi sungai menggunakan perahu dengan mengandalkan kemampuan mendayung. International Rafting Federation (IRF) mengartikan rafting sebagai suata aktivitas manusia dalam mengarungi sungai dengan mengandalkan keterampilan dan kekuatan fisiknya untuk mendayung perahu yang berbahan lunak yang secara umum diterima sebagai suatu kegiatan sosial, komersil, dan olahraga.
Pada awal perkembangannya di Indonesia, istilah rafting memiliki beberapa penyebutan, namun dalam standar kompetensi terminology ‘arung jeram’ dipakai sebagai istilah untuk menyebutkan suatu ‘kegiatan mengarungi sungai dengan menggunakan perahu karet maupun wahana sejenis lainnya dengan awak dua orang atau lebih yang mengandalkan kekuatan mendayung’.
Secara terorganisir arung jeram telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1970-an melalui kegiatan kepecintaalaman. Sementara secara komersil baru dimulai tahun 1980-an di Sungai Alas Aceh Tenggara. Perkembangan selanjutnya, arung jeram wisata berkembang pesat di Bali disusul kemudian di Jawa Barat dan hingga akhirnya menyebar ke daera-daerah lain di Indonesia.
Arung jeram merupakan salah satu kegiatan olahraga yang bernilai rekreasi (sport tourism) yang banyak menarik minat banyak orang untuk mengikutinya. Selain diperlombakan sebagai suatu cabang olahraga, arung jeram juga dianggap sebagai wisata petualangan yang menantang sekaligus atraktif dan memberikan pengalaman yang cukup mendalam bagi yang pernah mengikutinya.
Oleh karena itu siapapun boleh mengikutinya. Anda bisa berenang ataupun tidak, bukan masalah bagi pearung jeram. Namun ada ketentuan khusus yaitu usia. Usia minimalnya harus 10 tahun atau bertinggi badan 120 cm.
Dalam arung jeram, diperlukan kekompakan untuk melajukan perahu. Laju perahu dipimpin oleh seorang skipper. Setiap pengarungan, terdapat rescue atau penyelamat. Penyelamat bisa ditempatkan di air ataupun darat. Bisa juga ditempatkan di kedua-duanya jika kondisi arus sangat deras, tergantung jenis sungainya.
Menurut American Whitewater Affiliation's (AWA), terdapat enam kelas atau tingkatan (grade) sungai berdasarkan tingkat kesulitannya dilihat dari besar-kecilnya riam.
Grade I adalah easy. Aliran airnya cepat dengan riam kecil. Ada halangan di sana-sini, tapi pada prinsipnya mudah diarungi dengan sedikit latihan.
Grade II adalah novice. Ada sedikit riam serta lorong lebar dan lurus. Pada tempat-tempat tertentu diperlukan manuver, tapi riam kecil dan batuan mendongak dengan mudah dilalui oleh pendayung terlatih.
Grade III adalah intermediate. Aliran dengan riam sedang dan tidak beraturan yang mungkin sulit untuk dihindari. Cipratan air yang terjadi bisa membanjiri perahu. Berhubung harus melakukan manuver yang rumit dalam arus yang deras, perlu pengendalian kapal oleh pendayung mumpuni. Gelombang besar dan hempasan jeram bisa muncul, tetapi bisa dihindari. Contoh kelas ini adalah Sungai Ayung di Bali dan Citarik di Sukabumi, Jawa Barat, meski ada yang menilainya masuk kelas III plus. Di Sumedang sendiri, sungai yang masuk ke Grade II adalah CImanuk dan Cipeles.
Grade  IV adalah advanced. Beriam sangat cepat dengan hole dan bebatuan, tapi bisa diprediksi kelakuannya. Diperlukan pengendalian khusus terutama dalam pusaran air. Manuver yang dilakukan sangat cepat dan penumpang harus siap di bawah tekanan. Contoh untuk kelas ini adalah Sungai Sa'dang di Sulawesi Selatan.
Grade V adalah expert. Sungai ini memiliki riam panjang dan besar dengan gelombang serta hole yang tidak bisa dihindari. Sungai kelas ini sangat riskan untuk dibisniskan. Kalau pun boleh, perlengkapannya harus benar-benar aman bagi penumpangnya.
Grades VI (merupakan kelas tertinggi) adalah extreme. Sangat berbahaya dan tim penyelamat harus siap siaga. Kelas ini hanya khusus bagi pengarung jeram yang benar-benar pakar.
Pemahaman kelas sungai sangat penting, sebab seperti halnya manusia, itulah karakter dan jiwa sungai. Dengan memahami dan mengerti kelas sungai, pengarung jeram tidak seperti masuk sungai tak bertuan.
Agar aman selama mengarungi sungai, ada perangkat keselamatan bermain arung jeram. Yaitu:
1.       Helm. Hal ini berfungsi untuk melindungi kepala jika terjadi benturan. Mengingat resiko benturan sangat tinggi, karena lajur sungai yang digunakan sebagai arena permainan biasanya memiliki kontur yang sangat ekstrem dan masih alami dengan arus deras yang terkadang menyulitkan untuk mengontrol laju perahu.
2.       Pelindung siku. Bagian siku adalah salah satu bagian tubuh yang paling rentan terkena cedera. Selain itu, fungsi siku sangat penting untuk menggerakkan dayung sebagai penggerak perahu dan juga berfungsi sebagai kemudi.
3.       Pelampung. Ini merupakan perlengkapan standar bagi permainan yang dilakukan di dalam air. Hal ini bertujuan untuk menghindari peserta tenggelam ketika masuk di dalam air dan terseret arus sungai. Sebaiknya, gunakan pelampung yang berwarna cerah dan memiliki fosfor sebagai pemantul cahaya.
4.       Perlengkapan P3K dan alat bantu pernafasan. Hal ini untuk menjaga apabila terjadi cedera pada peserta dan digunakan untuk membantu peserta yang mengalami gangguan pernafasansaat tenggelam atau mengalami kelelahan ekstrem. Mengingat kegiatan arung jeram membutuhkan energi yang tidak sedikit.

1 komentar: